Rabu, 04 Oktober 2023

MEMPRESENTASIKAN KLIPING PUISI RAKYAT

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

FASE / KELAS : FASE D/ VIIA

TEMA : MENARIKNYA DUNIA FIKSI

ELEMEN : MENULIS

PERTEMUAN : 7

GURU PENGAMPU : NADYA RAMANDHANI, S.Pd.

WAKTU PEMBELAJARAN : RABU, 04 OKTOBER 2023

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

Peserta didik mulai mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan melalui teks deskripsi, narasi, prosedur, eksposisi, rekon, persuasif, dan teks transaksional menggunakan media multimodal. Peserta didik mulai mampu menulis hasil pengamatannya menggunakan dengan mengutip sumber rujukan secara etis. Peserta didik juga mulai mampu menggunakan kosakata baru terkait topik tertentu yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan dalam karangan dan esai dengan struktur yang baik sesuai dengan tipe teks. Peserta didik juga mulai mampu mengekspresikan gagasan, imajinasi, dan amanat tertentu dalam bentuk prosa dan puisi sederhana dengan menggunakan diksi dan elemen intrinsik yang menarik dan kreatif (dialog, konflik, penokohan) untuk memikat pembaca.

 

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik mampu mengekspresikan ide melalui latihan menulis dan mempresentasikan puisi rakyat

 

MATERI PEMBELAJARAN :

Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari materi tentang Pengertian Puisi Rakyat dan Ciri-Ciri Puisi Rakyat.

Pengertian Puisi rakyat yaitu puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan tersebut yaitu Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah larik atau baris dalam 1 bait, misalnya 2, 4, ataupun lebih, Banyaknya suku kata setiap baris, Persajakan atau rima, dan Irama

Pada pertemuan hari ini kita akan melanjutkan materi Puisi Rakyat, materi yang akan kita bahas yaitu Jenis-Jenis Puisi Rakyat, Unsur-Unsur Puisi Rakyat, serta Berkreasi dengan Puisi Rakyat.

Jenis Puisi Rakyat dan Unsur-Unsurnya

a. Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi rakyat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

- Satu bait terdiri atas 4 baris

- Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran. Baris ketiga dan keempat merupakan isi

- Rima akhirnya berpola a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan baris keempat.

- Berdasarkan isinya, pantun terdiri atas pantun anak, teka-teki, muda-mudi, agama atau nasihat, dan jenaka.

 

Contoh Pantun:


Rusa lari ke padang datar

Harimau datang tuk mengejar

Jika ingin bertambah pintar

Tentu kita harus belajar

 

b. Gurindam

Kata Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India), yaitu kirindam yang memiliki arti umpama. Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai ciri-ciri berikut.

- Setiap bait terdiri atas dua baris atau larik

- Setiap larik terdiri atas 8-14 suku kata

- Larik pertama merupakan syarat, sedangkan larik kedua merupakn jawaban

- Larik pertama dan kedua mebentuk kalimat majemuk, umumnya merupakan hubungan sebab akibat.

- Rima akhirnya berpola a-a

 

Contoh Gurindam:


Belajar janganlah ditunda-tunda (persoalan)

Karena kamu tidak akan kembali muda (jawaban)

Jika kamu terus menunda (sebab)

Hilanglah sudah kesempatan berharga (akibat)





c. Syair

Syair yakni puisi yang bersumber dari Arab. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

- Setiap bait terdiri atas empat baris dan bersajak akhir a-a-a-a

- Setiap baris mempunyai makna yang saling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya.

- Kebanyakan syair menceritakan kisah yang mengandung nasiht/petuah

- Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

- Semua baris adalah isi

- Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

    

Contoh Syair:


Semua manusia kan pasti mati

Baik petani ataupun menteri

Mari kita becermin diri

Agar kita tak sampai merugi

 
 
d. Mantra

Mantra merupakan puisi rakyat yang umumnya mempunyai unsur mistis, seperti doa. Pada zaman dulu, ada beberapa kepercayaan tertentu menggunakan mantra sebagai doa. Masyarakat zaman dulu percaya kalau isi mantra memiliki hubungan dengan kekuatan misterius.

Mantra digunakan masyarakat zaman dahulu untuk mendukung kegiatannya. Misalnya untuk menjinakkan ular, berburu, bercocok tanam agar hasilnya melimpah, dan menyembuhkan penyakit.

Mantra memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

- Terdiri atas beberapa rangkaian kata yang memiliki irama

- Isinya berhubungan dengan kekuatan gaib, serta dibuat dan diucapkan untuk tujuan tertentu

- Mengandung rayuan dan perintah

- Merupakan satu bagian yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya

- Mementingkan keindahan permainan bunyi

 

Contoh Mantra:


Sihir lontar pinang lontar

Terletak diujung bumi

Setan buta jembalang buta

Akan sapa tak berbunyi

 
 

e. Karmina

Ciri-ciri karmina sebagai berikut.

- Terdiri atas 2 baris setiap satu bait

- Bersajak a-a

- Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi

- Umumnya berisi sindiran

 

Contoh Karmina:


Lukamu adalah lukaku, ditahan di dalam kalbu

Tetaplah maju, meski tak tahu yang dituju

 

f. Seloka

Seloka merupakan jenis puisi melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau, kejenakaan, sindiran, bahkan ejekan. Kata seloka diambil dari bahasa Sanskerta sloka yang berarti bahasa terkait yang bentuk maupun perannya mirip seperti pantun.

Ciri-ciri seloka sebagai berikut

- Setiap bait dalam seloka terdapat empat baris kalimat

- Setiap baris seloka terdiri atas 2-10 suku kata

- Ada hubungan antara isi bait yang satu dengan isi bait berikutnya

- Seloka tidak terikat dengan persajakan

- Isi seloka berupa petuah atau nasihat

- Pada seloka yang terdiri atas empat bait, baris kedua pada bait terdahulu menjadi baris pertama pada bait berikutnya dan baris keempat dalam bait terdahulu menjadi baris ketiga dalam bait berikutnya.

 

Contoh Seloka:


Anak ayam turun sembilan

Mati satu tinggal delapan

Ilmu boleh sedikit ketinggalan

Tapi jangan sampai putus harapan



g. Talibun

Ciri-ciri talibun sebagai berikut.

- Merupakan jenis puisi bebas

- Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan

- Isinya berdasarkan sesuatu perkara yang diceritakan secara terperinci setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita

- Menggunakan puisi lain (pantun/ syair) dalam pembentukannya

- Gaya bahasa yang luas dan lumrah

- Berfungsi untuk menjelaskan suatu perkara

- Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita pelipur lara terdapat beberapa jenis talibun antara lain talibun 6 baris, talibun 8 baris, dan talibun 10 baris

 

Contoh Talibun:


Melihat sapi di pagi hari

Sapi betina bukan sapi jantan

Berwarna putih bukannya hitam

Janganlah engkau menyombongkan diri

Di depan para tamu undangan

Karena itu perbuatan jahanam




EVALUASI :

1. Saksikanlah video cara membuat Kliping Puisi Rakyat yang sudah ditayangkan

2. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan

3. Gunting secara rapih puisi rakyat dan gambar-gambar menarik yang akan digunkan dalam kliping

4. Kelompokkan Puisi Rakyat tersebut berdasarkan jenisnya

5. Kemudian tempelkan Puisi Rakyat dan gambar di kertas HVS dengan rapi

6. Pelajari setiap Puisi Rakyat dan carilah isi serta pesan-pesannya, tulis pesan-pesannya di bawah atau di samping puisi tersebut.

7. Buatlah cover, pengantar, daftar isi, kesimpulan, dan daftar pustaka untuk Kliping yang dibuat

8. Jilidlah kliping agar tampilannya lebih rapih dan mudah dipelajari

9. Kumpulkan kliping yang sudah selesai

10. Presentasikan Kliping Puisi Rakyat yang sudah dibuat berdasarkan kelompok masing-masing.

 

Kesimpulan: 

Alhamdulillah pertemuan hari ini kalian sudah mampu memahami materi jenis puisi rakyat, unsur-unsur puisi rakyat, contoh-contoh dari puisi rakyat, serta sudah mampu berkreasi dengan Kliping Puisi Rakyat.

  
Baik itulah materi jenis puisi rakyat, unsur-unsur puisi rakyat, contoh-contoh dari puisi rakyat, serta berkreasi dengan Kliping Puisi Rakyat pada pertemuan hari ini, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kalian tanyakan langsung kepada Ibu. Ibu akhiri pembelajaran kita pada hari ini dengan membaca hamdalah, Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar