MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
FASE / KELAS : FASE D/ VII D dan VII C
TEMA : MENARIKNYA DUNIA FIKSI
ELEMEN : MENULIS
PERTEMUAN : 4
GURU PENGAMPU : NADYA RAMANDHANI, S.Pd.
WAKTU PEMBELAJARAN : SENIN, 11 SEPTEMBER 2023
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik
mulai mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis
untuk berbagai tujuan melalui teks deskripsi, narasi, prosedur, eksposisi,
rekon, persuasif, dan teks transaksional menggunakan media multimodal. Peserta
didik mulai mampu menulis hasil pengamatannya menggunakan dengan mengutip
sumber rujukan secara etis. Peserta didik juga mulai mampu menggunakan kosakata
baru terkait topik tertentu yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan
kiasan dalam karangan dan esai dengan struktur yang baik sesuai dengan tipe
teks. Peserta didik juga mulai mampu mengekspresikan gagasan, imajinasi, dan
amanat tertentu dalam bentuk prosa dan puisi sederhana dengan menggunakan diksi
dan elemen intrinsik yang menarik dan kreatif (dialog, konflik, penokohan)
untuk memikat pembaca.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini
peserta didik mampu mengekspresikan ide melalui latihan menulis
puisi rakyat
MATERI PEMBELAJARAN :
Pada pertemuan sebelumnya kita sudah mempelajari materi tentang Pengertian Puisi Rakyat dan Ciri-Ciri Puisi Rakyat.
Pengertian Puisi
rakyat yaitu puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan tersebut
yaitu Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah larik atau baris dalam 1 bait, misalnya
2, 4, ataupun lebih, Banyaknya suku kata setiap baris, Persajakan atau rima,
dan Irama
Pada pertemuan hari ini kita akan melanjutkan materi Puisi Rakyat, materi yang akan kita bahas yaitu Jenis-Jenis Puisi Rakyat, Unsur-Unsur Puisi Rakyat, serta Berkreasi dengan Puisi Rakyat.
Jenis Puisi Rakyat dan Unsur-Unsurnya
a. Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis
puisi rakyat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
-
Satu
bait terdiri atas 4 baris
-
Setiap
baris terdiri atas 8-12 suku kata
-
Baris
pertama dan kedua merupakan sampiran. Baris ketiga dan keempat merupakan isi
- Rima
akhirnya berpola a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi
akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan baris keempat.
- Berdasarkan
isinya, pantun terdiri atas pantun anak, teka-teki, muda-mudi, agama atau nasihat, dan jenaka.
Contoh
Pantun:
Rusa
lari ke padang datar Harimau
datang tuk mengejar Jika
ingin bertambah pintar Tentu
kita harus belajar |
b. Gurindam
Kata Gurindam berasal dari bahasa
Tamil (India), yaitu kirindam yang
memiliki arti umpama. Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai ciri-ciri
berikut.
-
Setiap
bait terdiri atas dua baris atau larik
-
Setiap
larik terdiri atas 8-14 suku kata
-
Larik
pertama merupakan syarat, sedangkan larik kedua merupakn jawaban
- Larik
pertama dan kedua mebentuk kalimat majemuk, umumnya merupakan hubungan sebab akibat.
-
Rima
akhirnya berpola a-a
Contoh
Gurindam:
Belajar
janganlah ditunda-tunda (persoalan) Karena
kamu tidak akan kembali muda (jawaban) Jika
kamu terus menunda (sebab) Hilanglah
sudah kesempatan berharga (akibat) |
c. Syair
Syair yakni puisi yang bersumber
dari Arab. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
-
Setiap
bait terdiri atas empat baris dan bersajak akhir a-a-a-a
-
Setiap
baris mempunyai makna yang saling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya.
-
Kebanyakan
syair menceritakan kisah yang mengandung nasiht/petuah
-
Setiap
baris terdiri atas 8-12 suku kata
-
Semua
baris adalah isi
- Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.
Contoh
Syair:
Semua
manusia kan pasti mati Baik
petani ataupun menteri Mari
kita becermin diri Agar
kita tak sampai merugi |
d. Mantra
Mantra merupakan puisi rakyat
yang umumnya mempunyai unsur mistis, seperti doa. Pada zaman dulu, ada beberapa
kepercayaan tertentu menggunakan mantra sebagai doa. Masyarakat zaman dulu
percaya kalau isi mantra memiliki hubungan dengan kekuatan misterius.
Mantra digunakan masyarakat zaman
dahulu untuk mendukung kegiatannya. Misalnya untuk menjinakkan ular, berburu,
bercocok tanam agar hasilnya melimpah, dan menyembuhkan penyakit.
Mantra memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
-
Terdiri
atas beberapa rangkaian kata yang memiliki irama
-
Isinya
berhubungan dengan kekuatan gaib, serta dibuat dan diucapkan untuk tujuan
tertentu
-
Mengandung
rayuan dan perintah
-
Merupakan
satu bagian yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya
-
Mementingkan
keindahan permainan bunyi
Contoh
Mantra:
Sihir
lontar pinang lontar Terletak
diujung bumi Setan
buta jembalang buta Akan
sapa tak berbunyi |
e. Karmina
Ciri-ciri karmina sebagai
berikut.
-
Terdiri
atas 2 baris setiap satu bait
-
Bersajak
a-a
-
Baris
pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi
-
Umumnya
berisi sindiran
Contoh
Karmina:
Lukamu
adalah lukaku, ditahan di dalam kalbu Tetaplah
maju, meski tak tahu yang dituju |
f. Seloka
Seloka merupakan jenis puisi
melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun dan mengandung senda gurau,
kejenakaan, sindiran, bahkan ejekan. Kata seloka diambil dari bahasa Sanskerta sloka yang berarti bahasa terkait yang
bentuk maupun perannya mirip seperti pantun.
Ciri-ciri seloka sebagai berikut
-
Setiap
bait dalam seloka terdapat empat baris kalimat
-
Setiap
baris seloka terdiri atas 2-10 suku kata
-
Ada
hubungan antara isi bait yang satu dengan isi bait berikutnya
-
Seloka
tidak terikat dengan persajakan
-
Isi
seloka berupa petuah atau nasihat
-
Pada
seloka yang terdiri atas empat bait, baris kedua pada bait terdahulu menjadi
baris pertama pada bait berikutnya dan baris keempat dalam bait terdahulu
menjadi baris ketiga dalam bait berikutnya.
Contoh
Seloka:
Anak
ayam turun sembilan Mati
satu tinggal delapan Ilmu
boleh sedikit ketinggalan Tapi
jangan sampai putus harapan |
g. Talibun
Ciri-ciri talibun sebagai
berikut.
-
Merupakan
jenis puisi bebas
-
Terdapat
beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan
-
Isinya
berdasarkan sesuatu perkara yang diceritakan secara terperinci setiap rangkap
dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
-
Menggunakan
puisi lain (pantun/ syair) dalam pembentukannya
-
Gaya
bahasa yang luas dan lumrah
-
Berfungsi
untuk menjelaskan suatu perkara
-
Merupakan
bahan penting dalam pengkaryaan cerita pelipur lara terdapat beberapa jenis talibun antara lain talibun 6 baris, talibun 8 baris, dan talibun 10 baris
Contoh
Talibun:
Melihat
sapi di pagi hari Sapi
betina bukan sapi jantan Berwarna
putih bukannya hitam Janganlah
engkau menyombongkan diri Di
depan para tamu undangan Karena
itu perbuatan jahanam |
SLIDE PEMBELAJARAN
Berikut ini tayangan video cara membuat Kliping Puisi Rakyat.
Setelah menyaksikan video tersebut, selanjutnya kita akan bersama-sama belajar membuat Kliping Puisi Rakyat dengan cara seperti pada video di atas.
EVALUASI :
1. Saksikanlah video cara membuat Kliping Puisi Rakyat yang sudah ditayangkan
2. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan
3. Gunting secara rapih puisi rakyat dan gambar-gambar menarik yang akan digunkan dalam kliping
4. Kelompokkan Puisi Rakyat tersebut berdasarkan jenisnya
5. Kemudian tempelkan Puisi Rakyat dan gambar di kertas HVS dengan rapi
6. Pelajari setiap Puisi Rakyat dan carilah isi serta pesan-pesannya, tulis pesan-pesannya di bawah atau di samping puisi tersebut.
7. Buatlah cover, pengantar, daftar isi, kesimpulan, dan daftar pustaka untuk Kliping yang dibuat
8. Jilidlah kliping agar tampilannya lebih rapih dan mudah dipelajari
9. Kumpulkan kliping yang sudah selesai
10. Presentasikan Kliping Puisi Rakyat yang sudah dibuat berdasarkan kelompok masing-masing.
Kesimpulan:
Alhamdulillah pertemuan hari ini kalian sudah mampu memahami materi jenis puisi
rakyat, unsur-unsur puisi rakyat, contoh-contoh dari puisi rakyat, serta sudah
mampu berkreasi dengan Kliping Puisi Rakyat.
Baik itulah materi jenis puisi rakyat, unsur-unsur puisi
rakyat, contoh-contoh dari puisi rakyat, serta berkreasi dengan Kliping Puisi
Rakyat pada pertemuan hari ini, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan kalian
tanyakan langsung kepada Ibu. Ibu akhiri pembelajaran kita pada hari ini dengan
membaca hamdalah, Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar